BAB 10
MANAJEMEN RESIKO KEUANGAN
Manajemen risiko adalah suatu
pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman, suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi
efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko
tertentu.
Tujuan Utama manajemen risiko keuangan
adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang timbul dari perubahan tak
terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan ekuitas. Risiko
volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai risiko pasar. Para pelaku
pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan dan
pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang
memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak
terduga kepada orang lain-pihak lawan.
Risiko pasar terdapat dalam berbagai
bentuk, Risiko-risiko lainnya:
1. Risiko
likuiditas timbul karena tidak semua produk manajemen risiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas. Pasar yang sangat tidak likuid ini misalnya
seperti real estate dan saham dengan kapitalisasi kecil.
2. Diskontinuitas
pasar mengacu pada risiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahan. Kejatuhan pasar saham pada tahun 2000 merupakan suatu contoh
kasus.
3. Risiko
kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen risiko
tidak dapat memenuhi kewajibannya. Sebagai contoh, pihak lawan yang menyepakati
penukaran euro Prancis menjadi dolar Kanada mungkin gagal untuk menyerahkan
euro pada tanggal yang dijanjikan.
4. Risiko
regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu. Sebagai contoh bursa
efek Kuala Lumpur tidak mengizinkan penggunaan shrot sales sebagai alat lindung
nilai terhadap penurunan harga ekuitas.
5. Risiko
pajak merupakan risiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan. Sebagai contoh, perlakuan kerugian
valuta asing sebagai keuntungan modal ketika laba biasa lebih disukai.
6. Risiko
akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindung nilai. Contohnya
adalah ketika keuntungan atas lindung nilai terhadap komitmen pembelian
diperlakukan sebgaai “laba lain-lain” dan bukan sebagai pengurang biaya
pembelian.
Ø MENGAPA MENGELOLA RISIKO KEUANGAN?
Pertumbuhan jasa manajemen risiko yang
cepat menunjukkan bahwa manajemen dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan
mengendalikan risiko keuangan. Jika nilai perusahaan menyamai nilai kini arus
kas masa depannya, manajemen potensi risiko yang aktif dapat dibenarkan dengan
beberapa alasan.
Pertama, manajemen eksposur membantu
dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang lebih
stabil dapat meminimalkan kejutan laba sehingga meningkatkan nilai kini
ekspektasi arus kas. Manajemen eksposur yang aktif memungkinkan perusahaan
untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang utama.
Para pemberi pinjaman, karyawan dan
pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur. Akhirnya karena
kerugian yang ditimbulkan oleh risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan
kepada pelanggan dalam bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur
membatasi risiko yang dihadapi oleh konsumen.
Ø PERANAN AKUNTANSI
Akuntan manajemen membantu dalam
mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi keseimbangan yang terkait
dengan strategi respons risiko alternatif, mengukur potensi yang dihadapi
perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk lindung nilai tertentu dan
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai.
A. Identifikasi Risiko Pasar
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk
mengidentifikasikan berbagai jenis risiko market yang berpotensi dapat disebut
sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali dengan pengamatan atas hubungan
berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai suatu perusahaan dan pesaingnya.
Dan biasanya disebut sebagai kubus pemetaan risiko. Istilah pemicu nilai
mengacu pada kondisi keuangan dan pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang
mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta
asing dan suku bunga, serta risiko harga komoditas dan eukuitas. Dimensi ketiga
dari kubus pemetaan risiko, melihat kemungkinan hubungan antara risiko pasar
dan pemicu nilai untuk masing-masing pesaing utama perusahaan.
Jika seorang pesaing membeli topi
bisbol dari luar negeri dan mata uang negara sumber pembelian mengalami
penurunan nilai relatif terhadap mata uang negara anda, maka perubahan ini
dapat menyebabkan pesaing anda mampu untuk menjual dengan harga yang lebih
rendah daripada anda. Ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang
dihadapi.
B. Menguantifikasi Penyeimbangan
Peran lain yang dimainkan oleh para
akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses kuantifikasi
penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons risiko. Akuntan
harus mengukur manfaat dari lindung dinilai dan dibandingkan dengan biaya plus
biaya kesempatan berupa keuntungan yang hilang dan berasal dari spekulasi
pergerakan pasar.
C. Manajemen Risiko di Dunia dengan Kurs Mengambang Risiko kurs
valuta asing (valas)
Adalah salah satu bentuk risiko yang
paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Dalam dunia kurs
mengambang, manajemen risiko mencakup : 1) antisipasi pergerakan kurs, 2)
pengukuran risiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan, 3) perancangan
strategi perlindungan yang memadai, dan 4) pembuatan pengendalian manajemen
risiko internal.
1. Peramalan atas Perubahan
Kurs
Informasi yang sering kali digunakan
dalam membuat peramalan kurs (yaitu depresiasi mata uang) berkaitan dengan perubahan
dalam faktor-faktor berikut ini:
1. Perbedaan
Inflasi (inflation differential). Kebijakan moneter (monetery policy).
2. Neraca
Perdagangan (balance of trade).
3. Neraca
pembayaran (balance of payment).
4. Cadangan
moneter dan kapasitas utang luar negeri (international monetary reserve and
debt capacity).
5. Anggaran
nasional (national budget).
6. Kurs
forward (forward exchange quotations).
7. Kurs
tidak resmi (unofficial rates).
8. Perilaku
mata uang terkait (behavior of related currencies).
9. Perbedaan
suku bunga (interest rate differentials).
10. Harga
opsi ekuitas luar negeri (foreign equity option prices).
Faktor politik sangat mempengaruhi
nilai mata uang di banyak negara. Respons politik terhadap tekanan devaluasi
atau revaluasi sering kali menghasilkan pengukuran untuk sementara waktu
(temporer) dan bukan penyesuaian kurs. Pengukuran temporer ini meliputi pajak
tertentu, kontrol impor, insentif ekspor, dan kontrol mata uang.
Kurs pasar kini (yaitu kurs forward)
menunjukkan adanya konsensus dari seluruh pelaku pasar atas kurs valuta asing
di masa mendatang. Kurs forward merupakan estimasi terbaik yang ada untuk kurs
di masa mendatang. Acaknya perubahan kurs valas mencerminkan perbedaan opini
atas kurs di kalngan pelaku pasar.
2. Manajemen Potensi Risiko
Menyusun struktur permasalah
perusahaan untuk meminimalkan pengaruh buruk kurs memerlukan informasi mengenai
potensi terhadap risiko valas yang dihadapi. Potensi terhadap risiko valas
timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai aktiva bersih, laba dan
arus kas suatu perusahaan. Pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi
risiko valas ini berpusat pada dua jenis potensi risiko: translasi dan
transaksi.
Ø Potensi Risiko Translasi
Potensi risiko translasi mengukur
pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai ekuivalen mata uang domestik atas
aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing yang dimiliki oleh perusahaan.
Sebagai contoh, sebuah induk perusahaan AS yang mengoperasikan anak perusahaan
yang dimiliki sepenuhnya di ekuador (dengan mata uang fungsional dolar AS)
mengalami perubahan nilai dolar atas aktiva moneter bersih di ekuador jika
nilai tukar AS mengalami perubahan relatif terhadap dolar. Aktiva atau
kewajiban dalam mata uang asing menghadapi potensi risiko kurs jika suatu
perubahan dalam kurs menyebabkan nilai ekuivalen dalam mata uang induk
perusahaan berubah.
Kelebihan antara aktiva terpapar
risiko dengan kewajiban terpapar (yaitu pos-pos dalam mata uang asing yang
ditranslasikan berdasarkan kurs kini ) menyebabkan timbulnya posisi aktiva
terpapar bersih. Potensi ini disebut potensi risiko positif. Devaluasi mata
uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan menimbulkan kerugian translasi.
Revaluasi mata uang asing menghasilkan keuntungan translasi. Sebaliknya, jika
perusahaan memiliki posisi kewajiban terpapar bersih atau potensi risiko
negatif apabila kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Devaluasi mata
uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revaluasi mata uang
asing menyebabkan kerugian translasi.
Laporan multi mata uang juga
memungkinkan induk perusahaan untuk menggabungkan laporan potensi risiko yang
serupa dari seluruh anak perusahaan luar negerinya dan melakukan analisis
secara terus menerus potensi risiko translasi di seluruh dunia berdasarkan mata
uang nasional. Analisis ini sangat membantu khususnya jika manager lokal
bertanggungjawab terhadap perlindungan atas potensi risiko tranlasi.
Ø Potensi Risiko Transaksi
Potensi risiko transaksi berkaitan
dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing yang timbul dari
penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang asing. Tidak seperti
keuntungan dan kerugian translasi, keuntungan dan kerugian transaksi memiliki
dampak langsung terhadap arus kas.
Kontrol terpusat terhadap keseluruhan
potensi risiko mata uang suatu perusahaan masih dimungkinkan. Agar terlaksana,
masing-masing perusahaan afiliasi luar negeri harus mengirimkan laporan potensi
risiko multi mata uang kepada kantor pusat perusahaan secara terus menerus.
Sekali potensi risiko telah digabungkan berdasarkan mata uang dan negara,
perusahaan dapat melakukan kebijakan lindung nilai terkoordinasi secara
terpusat untuk menghilangkan kerugian potensial.
Potensi risiko Akuntansi versus
Ekonomi Ini merupakan pengaruh perubahan nilai mata uang terhadap kinerja
operasi dan arus kas masa depan perusahaan. Misalnya, jumlah aktiva terpapar
anak perusahaan sebesar $ 25.000 dan jumlah kewajiban terpapar sebesar $ 7.500,
Selisihnya adalah potensi risiko bersih yaitu sebesar $ 17.500. Berdasarkan laporan
ini seorang manajer keuangan dapat memutuskan untuk melakukan lindung nilai
atas posisi ini dengan menjual sebanyak 17,5 juta dolar Australis dalam pasar
forward mata uang.
Laporan potensio risiko tradisional
mempertimbangkan pengaruh perubahan kurs terhadap saldo akun per tanggal
laproan keuangan. Laporan aurs kas multi mata uang menekankan potensi risiko
yang dihasilkan oleh perubahan kurs selama periode anggaran yang berlaku.
Istilah potensi risiko ekonomi
menunjukkan bahwa perubahan kurs mempengaruhi posisi kompetitif perusahaan
dengan mengubah harga masukan dan keluaran perusahaan relatif terhadap harga
kompetitor luar negeri. Potensi risiko ekonomi atau operasi sedikit terkait
atau tidak memiliki kaitan dengan potensi risiko translasi atau transaksi.
Dengan demikian pengelolaan atas potensi risiko semacam itu memerlukan
teknologi lindung nilai yang lebih bersifat strategis dan bukan taktis.
Perusahaan dapat memilih untuk lindung
nilai struktural yang mencakup pemilihan atau relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko operasi usaha secara keseluruhan. Sebagai alternatif,
induk perusahaan dapat mengambil pendekatan portofolio untuk pengurangan risiko
dengan memilih jenis-jenis usaha yang dapat mengurangi potensi risiko yang
dihadapi.
Pengukuran potensi risiko operasi yang
tepat memerlukan pemahaman struktur pasar di mana perusahaan dan pesaingnya
melakukan kegiatan usaha, serta pengaruh kurs riil (sebagai kebalikan dari
nominal). Pengaruh ini sukar untuk diukur. Karena potensi risiko operasi
cenderung berada dalam periode waktu yang lama, ketidak pastian dalam hal dapat
diukur atau tidak, dan tidak berdasarkan pada komitmen secara terbuka, maka
akuntan harus menyediakan informasi yang mencakup berbagai fungsi operasi dan
periode waktu.
Strategi Perlindungan Sekali potensi
risiko kurs yang dihadapi dapat diidentifikasikan, langkah berikutnya adalah
merancang strategi lindung nilai untuk meminimalkan atau menghilangkan potensi
risiko tersebut.
Strategi ini mencakup :
a. Lindung
Nilai Neraca
Dapat mengurangi potensi risiko yang
dihadapi perusahaan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter
aktiva dan kewajiban perusahaan yang terpapar. Metode lindung nilai potensi
risiko perusahaan positif lainnya dalam sebuah anak perusahaan yang berlokasi
di negara yang rentan terhdap devaluasi meliputi:
1. Mempertahankan
saldo kas dalam mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk
mendukung operasi yang berjalan.
2. Mengembalikan
laba yang di atas jumlah yang diperlukan untuk ekspansi modal kepada induk
perusahaan.
3. Mempercepat
(memastikan-leading) penerimaan dan piutang dagang yang beredar dalam mata uang
lokal.
4. Menunda
(memperlambat-lagging) pembayaran utang dalam mata uang lokal.
5. Mempercepat
pembayaran utang dalam mata uang asing.
6. Menginvestasikan
kelebihan utang tunai ke dalam persediaan dan aktiva lainnya dalam mata uang
lokal yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
7. Berinvestasi
dalam aktiva di luar negeri dengan mata uang yang kuat.
b. Lindung
Nilai Operasional Bentuk perlindungan risiko ini berfokus pada variabel
variabel yang mempengaruhi pendapat dan beban dalam mata uang asing.
Pengendalian biaya yang lebih ketat memungkinkan margin keselamatan yang lebih
besar terhadap potensi kerugian mata uang.
c. Lindung
Nilai Struktural Lindung nilai ini mencakup relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang
menjadi sumber bahan mentah atau komponen manufaktur.
d. Lindung
Nilai Kontraktual, Berbagai instrumen lindung nilai kontraktual telah
dikembangkan untuk memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada para
manajer dalam mengelola potensi risiko valuta asing yang dihadapi.
Kebanyakan instrumen keuangan ini
adalah derivatif , dan bukan merupakan instrumen dasar. Instrumen keuangan
dasar, seperti perjanjian pembelian kembali (piutang), obligasi, dan modal
saham, memenuhi definisi akuntansi konvensional untuk aktiva, kewajiban, dan
ekuitas pemilik. Instrumen derivatif merupakan perjanjian kontraktual yang
memberikan hak atau kewajiban khusus dan memperoleh nilainya dan instrumen
keuangan atau komoditas lainnya. Banyak di antaranya didasarkan pada peristiwa
yang bersifat kontijensi.
Akuntansi untuk Produk Lindung Nilai
Merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang memungkinkan penggunaanya untuk
meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak mengalihkan risiko pasar pada
pundak pihak lain. Produk ini mencakup antara lain kontrak forward, future,
swap, opsi, dan gabungan dari ketiganya. Untuk memahami pentingnya akuntansi
lindung nilai, dicontohkan beberapa praktik akuntansi lindung nilai yang dasar.
Komponen dasar laporan keuangan (tanpa pajak).
Para analis biasanya memusatkan
perhatian pada operasi ketika mengevaluasi seberapa baik manajemen telah
menjalankan usaha intinya. Laba bersih mencakup pengaruh kejadian luar biasa
atau peristiwa jarang terjadi yang cukup membingungkan.
Perlakuan akuntansi untuk derivatif
keuangan yang telah diterima secara internasional adalah menetapkan nilai
produk menurut pasar dengan timbul keuntungan atau kerugian yang diakui sebagai
bagian dari laba nonoperasi. Beberapa kriteria lindung nilai yang memadai, mencakup
hal-hal berikut:
1. Pos-pos
yang sedang dilindungi nilai menimbulkan risiko pasar yang harus dihadapi
perusahaan.
2. Perusahaan
mendeskripsikan strategi lindung nilai.
3. Perushaan
menentukan instrumen yang akan digunakan untuk lindung nilai.
4. Perusahaan
mencatat alasannya mengapa lindung nilai yang dilakukan kemungkinan besar akan
efektif dilakukan.
Kontrak Forward Valas Kontrak forward
valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata uang
tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal di
masa mendatang. Perbedaan antara kurs forward dan kurs spot yang berlaku pada
tanggal kontrak forward menimbulkan asanya premium (apabila kurs
forward>kurs spot) atau diskon (kurs forward.
Keuntungan atas kontrak forward secara
efektiff telah mengimbangi devaluasi nilai peso. Perkiraan margin kotor dan
laba operasi dapat dibuat. Diskon kontrak forward merupakan biaya atas lindung
nilai risiko valas.
Tampilan diatas juga dapat terjadi
dalam bentuk perkiraan akan dilakukan penjualan ekspor. Harapan ini bukanlah
hasil dari transaksi masa lalu ataupun juga bukan hasil dari komitmen penjualan
perusahaan. Ini merupakan bentuk arus kas masa depan yang tidak pasti
(antisipasi transaksi). Dengan demikian, keuntungan atau kerugian atas kontrak
forward untuk melakukan lindung nilai terhadap perkiraan penerimaan dalam peso
pada awalnya akan dicatat dalam ekuitas sebagi bagian dari laba komprehensif.
Jumlah ini akan direklasifikasikan menjadi labab kini di dalam periode saat
penjualan ekspor benar-benar dilakukan.
Ø LINDUNG NILAI INVESTASI BERSIH DALAM OPERASI LUAR NEGERI
Kapan saja sebuah anak perusahaan luar
negeri yang memiliki posisi aktiva bersih terpapar hendak dikonsolidasikan
dengan induk perusahaan, maka akan timbul kerugian translasi jika nilai uang
asing mengalami penurunan relatif terhadap mata uang induk perusahaan. Kerugian
translasi juga terjadi jika anak perusahaanluar negeri memiliki posisi
kewajiban bersih terpapar dan nilai mata uang asing meningkat relatif terhadap
mata uang induk perusahaan. Salah satu cara untuk meminimalkan kerugian ini
adalah dengan membeli kontrak forward. Strategi ini berarti menggunakan
keuntungan transaksi yang direalisasikan dari kontrak forward untuk mengimbangi
kerugian translasi.
Ø BERSPEKULASI DALAM MATA UANG ASING
Peluang untuk meningkatkan laba
dilaporkan dengan menggunakan kontrak forward dan opsi dalam pasar valas.
Kontrak forward yang dibeli untuk spekulasi pada awalnya dicatat sebesar kurs
forward. (Kurs forward merupakan indikator kurs spot yang terbaik yang berlaku
jika kontrak telah jatuh tempo). Keuntungan atau kerugian translasi yang diakui
sebelum penyelesaian bergantung pada antara kurs forward awal dan kurs yang
tersedia untuk periode kontrak yang tersisa.
Kesulitan dalam pengukuran nilai wajar
dan perubahan dalam nilai instrumen lindung nilai terjadi apabila dervatif
keuangan tidak diperdagangkan secara aktif. Sebagi contoh, pengukuran
keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan kontrak opsi akan bergantung
pada apakah opsi tersebut diperdagangkan pada suatu bursa efek utama atau di
luar bursa utama. Penilaian opsi dapat dengan mudah dilakukan jika opsi dicatat
pada sebuah bursa efek utama. Penilaian akan lebih sulit dilakukan jika opsi
diperdagangkan melaui perntara. (over-the –counter). Disini pada umumnya akan
digunakan rumus penentuan harga secara matematis. Model penentuan harga opsi
yang disebut model Black-Scholes dapat digunakan untuk menentukan nilai opsi
pada suatu waktu.
Ø PENGUNGKAPAN
Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS
133 dan IAS 39 sedikit banyak telah menyelesaikan masalah ini. Pengungkapan itu
antara lain:
a. Tujuan
dan strategi manajemen risiko untuk melakukan transaksi lindunga nilai
b. Deskripsi
pos-pos yang dilindung nilai
c. Identifikasi
risiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
d. Deskripsi
mengenai instrumen lindung nilai
e. Jumlah
yang tidak dimasukkan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
f. Justifikasi
awal (apriori) bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat afektif untuk
meminimalkan risiko pasar.
g. Penilai
berjalan mengenai efektivitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif
Digunakan selama periode berjalan
Kendali Keuangan Setiap strategi manajemen risiko keuangan harus mengevaluasi
efektifitas program lindung nilai. Umpan balik dari system evaluasi yang
berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman kelembagaan dalam praktik
manajemen risiko. Penilaian kinerja program manajemen risiko juga memberikan
informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak lagi tepat untuk
dilakukan.
Poin-poin pengendalian Keuangan Sistem
evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam
organisasi itu.
Dalam banyak organisasi, manajemen
risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor pusat perusahaan. Hal ini
memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk berkonsentrasi pada usaha
intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil aktual dan hasil yang
diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan yang digunakan untuk
membandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.
ACUAN YANG TEPAT Standar yang tepat
yang digunakan untuk menilai kinerja aktual merupakan bagian yang diperlukan
dalam setiap sistem penilaian kinerja. Dalam manajemen risiko valuta asing,
pertanyaan-pertanyaan berikut ini harus dipertimbangkan ketika hendak memilih
sebuah acuan.
a. Apakah
acuan yang tepat mewakili suatu kebijakan yang seharusnya diikuti?
b. Apakah
acuan ini dapat diperjelas di bagian awal?
c. Apakah
acuan ini memberikan strategi dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan
alternatif lainnya?
Jika program manajemen risiko valas
tersentralisasi, maka acuan yang tepat dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan program perlindungan risiko perusahaan merupakan program yang
dapat diimplementasikan oleh manajemen setempat. Perusahaan yang menolak risiko
valuta asing secara otomatis mungkin melakukan lindung nilai terhadap potensi
risiko luar negeri yang mungkin dihadapi melalui pasar forward atau peminjaman
dalam mata uang lokal.Kinerja suatu produk lindung nilai tertentu (seperti swap
mata uang), atau kinerja seorang manajer risiko, akan dinilai dengan
membandingkan imbalan ekonomi yang dihasilkan dari transaksi yang secara aktif
dilindung nilai dengan imbalan ekonomi yang seharusnya akan diperoleh
seandainya suatu perlakuan acuan telah digunakan.
Ø Sistem Pelaporan
Sistem pelaporan risiko keuangan harus
dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan internal. Hal ini umumnya merupakan
wilayah kekuasaan departemen kontroler perusahaan. Pendekatan tim merupakan
cara yang efektif dalam merumuskan tujuan risiko keuangan, standar kinerja,
serta sistempengawasan dan pelaporan. Manajemen risiko keuangan merupakan
contoh utama di mana keuangan perusahaan dan akuntansi sangat berkaitan erat.
Referensi:
· Choi, Frederick D. S. dan Gary K. Meek. International
Accounting. Buku 1 Edisi 6. 2010: Salemba Empat.