Kala memasuki masa pensiun,
pendapatan orang tua tak lagi sama. Hingga tak jarang mereka perlu menurunkan
gaya hidup dan pola konsumsi. Sebagai anak, Anda tentu memiliki tanggung jawab
moral untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan hidup. Dan ini bisa berakibat
pada pertambahan beban keuangan Anda.
Menurut
perencana keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE), Mike Rini Sutikno, Anda
boleh saja memiliki keinginan membantu keuangan orang tua. Namun kala
merealisasikannya, Anda tetap harus memperhatikan kemampuan keuangan. Jangan
sampai, jumlah uang yang diberikan justru melampaui pendapatan Anda, setiap
bulan.
"Segala pengeluaran tentu harus diperhitungkan, tak terkecuali mengenai bantuan penghidupan orang tua," kata dia kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Senin, 25 Agustus 2014.
Cara mengukurnya, yaitu dengan mengalkulasi terlebih dahulu seluruh kebutuhan orang tua. Seperti biaya makan, pakaian, kesehatan, tagihan listrik, air, dan kebutuhan rumah tangga lain. Kemudian sesuaikan jumlah itu dengan kondisi keuangan Anda. Pun perhatikan pos anggaran yang selama ini telah Anda susun. Seperti tabungan, konsumsi, investasi, perlindungan aset, biaya pendidikan, dan utang.
Sebagai contoh, orang tua Anda membutuhkan dana sebesar Rp2,5 juta untuk memenuhi keperluan hidup. Sementara pendapatan Anda sekitar Rp10 juta tiap bulan. Setelah menghitung pos-pos anggaran lain, ternyata Anda hanya bisa menyisikan sepuluh persen dari penghasilan atau sekitar Rp1 juta. Dalam situasi ini, sebaiknya Anda mengajak orang tua berdiskusi untuk menurunkan pola konsumsi.
"Beruntung kalau masih punya saudara, Anda bisa mengajaknya urunan," kata dia. "Beban pengeluaran akan jauh lebih ringan."
Sementara bagi Anda yang sudah berkeluarga, jangan lupa selalu membicarakan persoalan ini dengan pasangan. Jika sama-sama mempunyai penghasilan, pemberian dana bisa menggunakan pendapatan masing-masing. Artinya, orang tua istri menjadi tanggung jawab istri. Sedangkan beban keuangan mertua menjadi kewajiban suami. Ini bisa diterapkan dengan satu catatan: kedua pasangan tetap bisa saling menyokong dalam memberikan bantuan.
“Kalau yang bekerja hanya suami, pemberian nafkah orang tua bisa diambil dari pos belanja bulanan rumah tangga,” kata dia.
"Segala pengeluaran tentu harus diperhitungkan, tak terkecuali mengenai bantuan penghidupan orang tua," kata dia kepada Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Senin, 25 Agustus 2014.
Cara mengukurnya, yaitu dengan mengalkulasi terlebih dahulu seluruh kebutuhan orang tua. Seperti biaya makan, pakaian, kesehatan, tagihan listrik, air, dan kebutuhan rumah tangga lain. Kemudian sesuaikan jumlah itu dengan kondisi keuangan Anda. Pun perhatikan pos anggaran yang selama ini telah Anda susun. Seperti tabungan, konsumsi, investasi, perlindungan aset, biaya pendidikan, dan utang.
Sebagai contoh, orang tua Anda membutuhkan dana sebesar Rp2,5 juta untuk memenuhi keperluan hidup. Sementara pendapatan Anda sekitar Rp10 juta tiap bulan. Setelah menghitung pos-pos anggaran lain, ternyata Anda hanya bisa menyisikan sepuluh persen dari penghasilan atau sekitar Rp1 juta. Dalam situasi ini, sebaiknya Anda mengajak orang tua berdiskusi untuk menurunkan pola konsumsi.
"Beruntung kalau masih punya saudara, Anda bisa mengajaknya urunan," kata dia. "Beban pengeluaran akan jauh lebih ringan."
Sementara bagi Anda yang sudah berkeluarga, jangan lupa selalu membicarakan persoalan ini dengan pasangan. Jika sama-sama mempunyai penghasilan, pemberian dana bisa menggunakan pendapatan masing-masing. Artinya, orang tua istri menjadi tanggung jawab istri. Sedangkan beban keuangan mertua menjadi kewajiban suami. Ini bisa diterapkan dengan satu catatan: kedua pasangan tetap bisa saling menyokong dalam memberikan bantuan.
“Kalau yang bekerja hanya suami, pemberian nafkah orang tua bisa diambil dari pos belanja bulanan rumah tangga,” kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar